Panel surya yang dapat menyimpan energy matahari dan menghasilkan listrik bukan lagi hal baru. Berbagai kendala juga tidak terlepas dari media energy alternatif ini. Salah satu hal yang berpotensi sebagai penghambatnya dalam pengembangan energi surya adalah keterbatasan lahan.
Semua panel surya yang ada dalam suatu pembangkit listrik tenaga surya harus menerima sinar matahari setidaknya dalam intensitas yang sama untuk menghasilkan energi listrik yang optimal. Oleh karenanya, semua panel-panel surya harus dipasang berjajar, yang berarti pula membutuhkan lahan terbuka yang luas.
Selain itu, kinerja panel surya juga dipengaruhi oleh temperatur yang ditimbulkan oleh lingkungan dan sinar matahari. Semakin tinggi temperaturnya, maka kinerja panel surya semakin menurun.
So, mengulang kesuksesan Skotlandia dengan konsep panel surya bunga lili terapungnya. Maka Perancis melalui Solaris Synergynya mengembangkan panel surya sistem terapung yang bernama aquasun pertengahan Maret ini.
Keunikan aquasun adalah penambahan sistem konsentrator yang berfungsi untuk memusatkan sinar matahari ke atas sel-sel surya. Dengan metode ini, selain efisiensi sistem meningkat, panas yang diterima oleh sebuah sel surya juga akan semakin lebih tinggi. Sel surya jenis silikon yang digunakan dalam sistem aquasun sudah dikenal sangat dipengaruhi oleh suhu. Kinerjanya akan mengalami penurunan jika suhu sel surya tersebut meningkat. Karenanya, aquasun didesain untuk memanfaatkan air tempat sistem tersebut mengapung untuk mendinginkan sel-sel suryanya. Setiap modul panel surya mampu menghasilkan listrik sebesar 200 kiloWatt.
Aquasun sangat cocok untuk ditempatkan di penampungan air bagi industri dan pertanian. Sebab mampu mengurangi penguapan, penambahan aquasun juga mampu menekan pertumbuhan alga.(net/tya-gsj/new)
0 komentar:
Posting Komentar