Bentuk tubuhnya memanjang dan pipih dengan kepala berbentuk kerucut, tidak bersisik. Warnanya hijau keabu-abuan, mulutnya lebar terletak di ujung kepala. Mulutnya terdapat dua pasang sungut. Habitat aslinya di perairan air tawar. Terdapat delapan sampai sembilan tulang tambahan tutup insang. Makanannya ikan kecil. Hewan ini disebut Ikan Selais (Kryptopterus lais) dan dinobatkan sebagai maskot Kota Pekanbaru.
Laporan Mashuri Kurniawan
Langgam dan Pekanbaru
mashurikurniawan@riaupos.co.id
Ikan yang termasuk Family Siluridae semakin berkurang populasinya di perairan alami. Sebagai akibat penangkapan ikan yang dilakukan terus menerus, sementara ekosistim habitatnya terganggu.Misalnya dengan pembuangan limbah hasil rumah tangga dan perusahaan yang masih terjadi sekarang , di habitat ikan yang termasuk langka ini.
Gejala penurunan ikan ini terlihat dari populasi hasil tangkapan nelayan dan semakin berkurangnya persediaan ikan ekonomis sangat penting tersebut dipasaran. Bentuknya yang indah dan rasanya gurih bila sudah dimasak, membuat ikan itu terus dicari masyarakat. Hanya saja, keberadaannya sangat berkurang di sungai dan danau saat ini.
Penurunan populasi ikan ini diantaranya dapat dilihat, di daerah aliran Sungai Segati, Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan. Nelayan di perairan sungai ini merasa kesulitan mendapatkan ikan selais. Walaupun ada, jumlahnya tidaklah banyak. Dalam sehari nelayan hanya bisa membawa pulang ikan selais ini hanya enam ekor anakan. Padahal, pada tahun 1990-an ikan ini sangat mudah mendapatkannya.
Ini terungkap ketika Riau Pos akhir pekan lalu melihat secara langsung kehidupan nelayan di sepanjang aliran Sungai Segati. Kebanyakan nelayan di Sungai Segati sekarang lebih memilih membudidayakan ikan selais, bila sudah mendapatkan indukannya. Daripada untuk dikonsumsi atau dijual.
Pemandangan disepanjang aliran Sungai Segati memang masih terlihat pohon hijau menjulang tinggi. Tambak ikan dan jaring ikan terpasang dengan kuat disepanjang aliran sungai. Rata-rata nelayan membudidayakan ikan selais, baung, dan jenis ikan sungai lainnya. Budidaya ikan tambak ini dilakukan untuk menopang kehidupan harian masyarakat nelayan.
Jenis ikan selais di aliran Sungai Segati didominasi pemakan serangga, ikan kecil dan udang anakan. Biasanya ikan yang bersifat nokturnal atau mencari makan pada malam hari ditangkap nelayan menggunakan cara tradisional yakni dengan cara memancingnya. Umpannya bisa dengan roti, cacing tanah, udang, maupun ikan kecil.
Salah seorang nelayan, Firman (53) mengatakan, penambakan ikan selais oleh masyarakat nelayan sekarang sedang giatnya dikembangkan. Sebab, ikan ini sangat disenangi masyarakat. Pembeli ikan selais kebanyakan berasal dari luar provinsi Riau. Bahkan, kata dia, pembelinya ada juga dari luar Provinsi Riau.
‘’Kalau ditanya ikan selais ada atau tidak sekarang. Ya, pasti ada. Jumlahnya saja yang berkurang. Makanya, kita lakukan pembudidayaan ikan selais,’’ ungkapnya .
Dari penuturan Firman, berkembangnya usaha budidaya ikan di Sungai Segati tidak terlepas dari upaya penyediaan benih, baik dari masyarakat nelayan sendiri maupun dari pihak pemerintah dan swasta. ‘’Kalau dulu tahun 1990-an memanglah banyak ikan selais di sungai kami. Sekarang ini, tidak banyak lagi. Karena, banyak habitatnya terganggu oleh limbah,’’ pungkasnya.
Nelayan lainnya, Anhas (45) menambahkan, berkurangnya ikan selais di Sungai Segati dikarenakan banyak oknum yang melakukan penangkapan dengan cara menangkap ikan secara masal. Namun, kondisi ini diperparah dengan maraknya pembuangan limbah disepanjang aliran sungai. Kondisi itu menyebabkan, perkembangan ikan selais turut terganggu.
‘’ Habitat ikan selais banyak terganggu karena ulah tangan manusia sendiri. Maka itu, kami para nelayan melakukan pembenihan ikan selais. Termasuk memeliharanya didalam keramba ikan. Bagaimana membudidayakan ikan ini, agar tidak langka dan bisa menguntungkan masyarakat. Itu yang kami lakukan sekarang,’’ terangnya.
Dekan Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau (UIR), Ir Rosyadi Msi mengatakan, keberadaan ikan selais memang harus dipertahankan sekarang. Dengan membudidayakannya merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan produksi perikanan dimasa mendatang. Dalam usaha budidaya perikanan selais, sambungnya, benih merupakan faktor sangat menentukan. Terutama, ketersediaan benih yang tepat dan berkualitas.
Dari penuturannya, budidaya ikan selais belum banyak dilakukan karena penyediaan benihnya masih tergantung dari penangkapan perairan umum. Fakultas Pertania UIR sambungnya, sudah melakukan beberapa percobaan pembudidayaan ikan selais. Namun demikian, untuk pembudidayaan secara masal belum dapat dilakukan.
Hal ini dikarenakan masih terbatasnya ikan yang akan dijadikan induk, peningkatan proses kematangan gonad, keberhasilan pemijahan dan pertumbuhan larva ikan, sehingga ketersediaan benihnya masih terbatas. Menurutnya, penyediaan benih merupakan mata rantai pertama kegiatan budidaya ikan yang sangat penting dilakukan.
Untuk pengembangan budidaya intensif dituntut ketersediaan yang memadai, baik dalam mutu maupun jumlahnya. Dengan demikian dibutuhkan produksi benih yang berkesinambungan. ‘’Ketersediaan benih merupakan faktor mutlak dalam usaha budidaya ikan. Kekurangan benih merupakan kendala bagi peningkatan produksi ikan,’’ jelasnya.
Dari penuturan Rosyadi, ikan selais bisa ditangkap diperairan sungai dan danau dengan suhu berkisar 24-26 derajat celsius, pH 5,5-6. Sedangkan untuk warna airnya, ikan ini biasanya hidup dengan warna air kecoklatan dan kecepatan arus berkisar 0,3-1,0 m/detik. Di Riau sendiri ikan selais bisa ditemukan di perairan Sungai Kampar, Rokan, Indragiri, dan Kuantan.
Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan (Kadiskanlut) Riau, Irwan Efendi menjelaskan, ikan selais banyak penggemarnya di Riau. Maskot Kota Pekanbaru ini memiliki nilai sangat tinggi. Untuk ikan selais asapan saja, sambungnya, harganya bisa mencapai Rp170.000 per kilogram. Sedangkan ikan selais segar bisa mencapai Rp60.000 per kilogram.
Ikan selais, sambungnya, memiliki keindahan. Sehingga banyak juga masyarakat yang memeliharanya didalam aquarium. ‘’Bentuknya yang indah membuat beberapa pecinta ikan memeliharanya didalam aquarium. Dari segi pakan ikan selais dipelihara dalam aquarium. Pakannya bisa buatan atau anak-anak ikan.
Dari penjelasan Irwan Efendi, usaha yang harus dilakukan agar ikan ini digemari pecinta ikan aquarium, tentunya langkah awal harus diperhatikan adalah ketersediaan ikan selais di toko aquarium. Dengan demikian penggemar ikan selais bisa diperoleh dengan mudah . Artinya, dengan menjadikan ikan selais menjadi hiasan makanilai ekonomisnya akan lebih.
Selanjutnya, petani yang melakukan pemeliharaan ikan selais mendapatkan nilai tambah dari produk yang dihasilkannya. ‘’Dengan membudidayakan selais akan membuka dan memberi kesempatan kerja baru bagi masyarakat. Selain menjaganya dari kepenuhan , budidaya ikan bisa memberikan manfaat besar,’’ ujarnya. ***
0 komentar:
Posting Komentar