AIR TERJUN: Pengunjung Air Terjun Tujuh Tingkat Batang Koban, Kecamatan Hulu Kuantan, Kabupaten Kuantan Singingi, tengah menikmati pesona ketinggian air.(andi noviriyanti/riau pos)
Di Desa Lubukambacang, Kabupaten Kuantan Singingi, Anda bisa menemukan tujuh air terjun dengan tujuh pula pesonanya. Namun Anda harus memastikan stamina Anda cukup kuat untuk bisa melihat ke tujuh air terjun tersebut, terutama air terjun terakhir yang berada puncak bukit dengan kelerengan lebih dari 45 derajat.
Laporan Andi Noviriyanti, Lubukambacang
Laporan Andi Noviriyanti, Lubukambacang
andinoviriyanti@riaupos.com
Air yang jatuh dari ketinggian 20 meter itu tampak membentuk tirai halus nan bening. Menutupi cadasnya tebing batu dan lumut hijau yang tumbuh malu-malu. Air terjun yang makin tipis jatuh ke bawah itu kerap tersapu angin. Hingga suasana berembun seperti mengepung kawasan yang kaya dengan batu-batu cadas berukuran raksasa. Rasanya seperti di daerah pegunungan. Apalagi di sekitarnya memang ditumbuhi hutan yang cukup lebat dengan tali-tali akar yang menggantung di sana sini.
Air terjun ini, terkenal sebagai air terjun yang paling indah dan eksotik dari keseluruhan Air Terjun Tujuh Tingkat Batang Koban yang terletak di Desa Lubukambacang, Kecamatan Hulu Kuantan, Kabupaten Kuantan Singingi. Namun sekaligus juga sebagai air terjun yang paling sulit dicapai di bandingkan enam air terjun lain yang berada di bawahnya. Pasalnya, jika sampai air terjun ke empat, pengunjung masih ditolong oleh keberadaan tangga buatan permanen. Sementara untuk ke air terjun selanjutnya, Anda harus bersahabat dengan alam. Sesekali malah harus memanfaatkan akar pohon yang bergelantungan di tempat itu untuk bisa naik ke atas bukit.
Meski paling eksotis, namun air terjun lainnya juga memiliki pesona tersendiri. Misalnya air terjun pertama, meski tingginya hanya sekitar empat sampai enam meter, namun ia jatuh dengan cantik di sanding batu sekaligus menjadi pemikat pertama. Pasalnya setelah 15-25 menit naik perahu tempel mengarungi Sungai Kuantan, dari pasar Lubukambacang, ialah air terjun pertama yang terlihat dari dermaga penghentian. Lalu naik ke atas, menemukan air terjun ke dua dan ke tiga yang tidak terlalu tinggi. Baru di air terjun ke empat, air terjunnya kembali agak tinggi dan besar. Selain nomor tujuh tadi, air terjun ke empat ini terbilang paling favorit karena menjadi tempat berenang. Kolamnya cukup luas di tambah lagi airnya sangat jernih. Ikan berenang dan dasar kolam terlihat sangat jelas dari atas.
Setelah air terjun ke empat, jika masih penasaran dengan air terjun ke lima hingga ke tujuh, Anda harus siap-siap bermandi keringat. Selain tangga permanennya mulai menghilang dan berganti dengan tangga alam, tingkat kelerengan lebih dari 45 derajat. Di tambah lagi harus melewati sungai-sungai kecil dan jalan hutan yang berada di pinggir sungai. Naik turun batu, menjadi kegiatan yang tidak bisa dihindarkan. Namun di air terjun selanjutnya Anda bisa menyaksikan air terjun yang seperti menyandar di dinding. Kalau masih punya kekuatan, sayang kalau tak sampai ke air terjun selanjutnya. Meskipun harus merangkak naik dan berpegang erat pada akar pohon, namun air terjun ke tujuh pasti mampu menghapus penat Anda. Pasalnya dari air terjun yang tersapu angin itu, Anda akan merasakan hawa segar dan embun.
Itulah pengalaman Riau Pos For Us saat mengunjungi Air Terjun Tujuh Tingkat Batang Koban, beberapa waktu lalu, di temani warga setempat Syamsuar (37). Jika tanpa panduan warga setempat, sepertinya sulit juga untuk menemukan jalan ke air terjun terakhir. Apalagi air terjun tersebut berada di dalam hutan dan tidak bisa diakses dengan jalan darat. Anda dipastikan tidak akan punya tempat bertanya.
Air terjun itu, menurut Syamsuar hanya ramai saat musim libur atau hari libur. Selebihnya yang sepi, senyap, yang terdengar hanya suara air dan tentunya hewan dan burung penghuni hutan tersebut. Meskipun begitu air terjun ini tetap memiliki daya pikat bagi masyarakat Telukkuantan. Apalagi berkembang mitos, jika ikrar cinta diucapkan di air terjun ini, maka abadilah cinta mereka.
Mengenai namanya yang disebut sebagai Air Terjun Tujuh Tingkat, awalnya Riau Pos For Us menduga ada air terjun yang sangat tinggi dan bertingkat-tingkat seperti anak tangga dengan tujuh tingkatan. Ternyata air terjunnya ukurannya biasa-biasa saja, kecuali yang ke tujuh. Selain itu mereka juga tidak bertingkat seperti anak tangga, tetapi berjarak namun berada pada satu aliran air.
Berdasarkan informasi Detail Engenering Design (DED), Air Terjun Tujuh Tingkat Batang Koban merupakan bagian dari cekungan di belakang busur (Back Arch Basin) dari pegunungan Bukit Barisan yang membujur mengikuti pola Sumatera dengan arah Sumatera Barat Laut – Tenggara. Cekungan itu bagian dari cekungan Sumatera Tengah yang tersusun dari batuan Sedimen, batuan vulkanik, batuan malihan (metamorf) dan endapan permukaan (aluvial).
Kawasan air terjun seluas sekitar 15 hektare itu merupakan habitat dari beberapa satwa mamalia seperti owa (Hylobates moloch), surili (Presbytis comata comata), lutung budeng (Trachypiterus auratus auratus), kijang (Muntiacus muntjak mutjak), macan tutul (Panthera pardu melas) dan anjing hutan (Cuon alpinus javanicus).
Di dalamnya terdapat sekitar 204 jenis burung dan 90 jenis di antaranya merupakan burung yang menetap serta 35 jenis merupakan endemik Sumatera termasuk burung elang (Spizaetus bartelsi). Selain itu terdapat dua jenis yang terancam punah yaitu burung cica matahari (Crocias albonatus) dan burung poksai kuda (Garrulaz ruffirons).
Jadi selain tempat wisata, ia juga menjadi tempat keanekaragaman hayati berkumpul. Semoga aset wisata alam ini tetap lestari , Selestari hutan di sekitarnya.***
Air yang jatuh dari ketinggian 20 meter itu tampak membentuk tirai halus nan bening. Menutupi cadasnya tebing batu dan lumut hijau yang tumbuh malu-malu. Air terjun yang makin tipis jatuh ke bawah itu kerap tersapu angin. Hingga suasana berembun seperti mengepung kawasan yang kaya dengan batu-batu cadas berukuran raksasa. Rasanya seperti di daerah pegunungan. Apalagi di sekitarnya memang ditumbuhi hutan yang cukup lebat dengan tali-tali akar yang menggantung di sana sini.
Air terjun ini, terkenal sebagai air terjun yang paling indah dan eksotik dari keseluruhan Air Terjun Tujuh Tingkat Batang Koban yang terletak di Desa Lubukambacang, Kecamatan Hulu Kuantan, Kabupaten Kuantan Singingi. Namun sekaligus juga sebagai air terjun yang paling sulit dicapai di bandingkan enam air terjun lain yang berada di bawahnya. Pasalnya, jika sampai air terjun ke empat, pengunjung masih ditolong oleh keberadaan tangga buatan permanen. Sementara untuk ke air terjun selanjutnya, Anda harus bersahabat dengan alam. Sesekali malah harus memanfaatkan akar pohon yang bergelantungan di tempat itu untuk bisa naik ke atas bukit.
Meski paling eksotis, namun air terjun lainnya juga memiliki pesona tersendiri. Misalnya air terjun pertama, meski tingginya hanya sekitar empat sampai enam meter, namun ia jatuh dengan cantik di sanding batu sekaligus menjadi pemikat pertama. Pasalnya setelah 15-25 menit naik perahu tempel mengarungi Sungai Kuantan, dari pasar Lubukambacang, ialah air terjun pertama yang terlihat dari dermaga penghentian. Lalu naik ke atas, menemukan air terjun ke dua dan ke tiga yang tidak terlalu tinggi. Baru di air terjun ke empat, air terjunnya kembali agak tinggi dan besar. Selain nomor tujuh tadi, air terjun ke empat ini terbilang paling favorit karena menjadi tempat berenang. Kolamnya cukup luas di tambah lagi airnya sangat jernih. Ikan berenang dan dasar kolam terlihat sangat jelas dari atas.
Setelah air terjun ke empat, jika masih penasaran dengan air terjun ke lima hingga ke tujuh, Anda harus siap-siap bermandi keringat. Selain tangga permanennya mulai menghilang dan berganti dengan tangga alam, tingkat kelerengan lebih dari 45 derajat. Di tambah lagi harus melewati sungai-sungai kecil dan jalan hutan yang berada di pinggir sungai. Naik turun batu, menjadi kegiatan yang tidak bisa dihindarkan. Namun di air terjun selanjutnya Anda bisa menyaksikan air terjun yang seperti menyandar di dinding. Kalau masih punya kekuatan, sayang kalau tak sampai ke air terjun selanjutnya. Meskipun harus merangkak naik dan berpegang erat pada akar pohon, namun air terjun ke tujuh pasti mampu menghapus penat Anda. Pasalnya dari air terjun yang tersapu angin itu, Anda akan merasakan hawa segar dan embun.
Itulah pengalaman Riau Pos For Us saat mengunjungi Air Terjun Tujuh Tingkat Batang Koban, beberapa waktu lalu, di temani warga setempat Syamsuar (37). Jika tanpa panduan warga setempat, sepertinya sulit juga untuk menemukan jalan ke air terjun terakhir. Apalagi air terjun tersebut berada di dalam hutan dan tidak bisa diakses dengan jalan darat. Anda dipastikan tidak akan punya tempat bertanya.
Air terjun itu, menurut Syamsuar hanya ramai saat musim libur atau hari libur. Selebihnya yang sepi, senyap, yang terdengar hanya suara air dan tentunya hewan dan burung penghuni hutan tersebut. Meskipun begitu air terjun ini tetap memiliki daya pikat bagi masyarakat Telukkuantan. Apalagi berkembang mitos, jika ikrar cinta diucapkan di air terjun ini, maka abadilah cinta mereka.
Mengenai namanya yang disebut sebagai Air Terjun Tujuh Tingkat, awalnya Riau Pos For Us menduga ada air terjun yang sangat tinggi dan bertingkat-tingkat seperti anak tangga dengan tujuh tingkatan. Ternyata air terjunnya ukurannya biasa-biasa saja, kecuali yang ke tujuh. Selain itu mereka juga tidak bertingkat seperti anak tangga, tetapi berjarak namun berada pada satu aliran air.
Berdasarkan informasi Detail Engenering Design (DED), Air Terjun Tujuh Tingkat Batang Koban merupakan bagian dari cekungan di belakang busur (Back Arch Basin) dari pegunungan Bukit Barisan yang membujur mengikuti pola Sumatera dengan arah Sumatera Barat Laut – Tenggara. Cekungan itu bagian dari cekungan Sumatera Tengah yang tersusun dari batuan Sedimen, batuan vulkanik, batuan malihan (metamorf) dan endapan permukaan (aluvial).
Kawasan air terjun seluas sekitar 15 hektare itu merupakan habitat dari beberapa satwa mamalia seperti owa (Hylobates moloch), surili (Presbytis comata comata), lutung budeng (Trachypiterus auratus auratus), kijang (Muntiacus muntjak mutjak), macan tutul (Panthera pardu melas) dan anjing hutan (Cuon alpinus javanicus).
Di dalamnya terdapat sekitar 204 jenis burung dan 90 jenis di antaranya merupakan burung yang menetap serta 35 jenis merupakan endemik Sumatera termasuk burung elang (Spizaetus bartelsi). Selain itu terdapat dua jenis yang terancam punah yaitu burung cica matahari (Crocias albonatus) dan burung poksai kuda (Garrulaz ruffirons).
Jadi selain tempat wisata, ia juga menjadi tempat keanekaragaman hayati berkumpul. Semoga aset wisata alam ini tetap lestari , Selestari hutan di sekitarnya.***
0 komentar:
Posting Komentar