Eksplorasi tambang emas semakin meresahkan masyarakata di El Salvador. Tak lain dan tak bukan, karena ini berhubungan langsung dengan keselamatan air yang menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat pedesaan di sana. Oleh karena itulah dengan beraninya Fransisco Pineda memimpin gerakan warga untuk memberhentikan operasi tambang emas yang telah menghancurkan serta membuat terjadinya krisis air di El Salvador.
Bagi petani kecil dan masyarakat di pedesaan El Salvador, air lebih berharga daripada emas. Tanpa adanya kiriman air yang teratur dari pusat air di kota, orang-orang di daerah pedesaan harus bergantung pada sumber air terdekat untuk memberi makan tanaman mereka serta mempertahankan kebutuhan pribadi mereka. Namun, diperkirakan bahwa 90 persen dari sumber air permukaan telah terkontaminasi ketika itu.
Bahkan hampir semua air limbah kota dan industri dibuang ke sungai dan anak sungai tanpa sterilisasi terlebih dahulu. Ini berdampak pada berkurangnya ketersediaan air bersih bagi penduduk pedesaan. Hanya tiga persen dari sungai di daerah ini yang masih bersih yakni di Lempa Rio, sungai terpanjang di El Salvador dengan DAS memanjang sampai hampir setengah dari negara. Dan sebanyak empat juta orang tergantung pada sumber air ini.
Ketika itu jugalah hadir pertambangan emas yang menjadi ancaman besar untuk pasokan air di El Salvador ini. Perjanjian tentang perdagangan bebas (CAFTA) antara Amerika Serikat, Republik Dominika dan Amerika Tengah membuah perusahaan asing lebih mudah untuk memasuki El Salvador. Dengan demikian izin eksplorasi telah dikeluarkan untuk berbagai proyek pembangunan, termasuk tambang emas dan perak.
Dan seperti yang kita ketahui pertambangan emas ini sangat merusak lingkungan. Operator tambang sering menggunakan proses yang dikenal sebagai leeching sianida, dimana sianida, bahan kimia yang sangat beracun, dicampur dengan air untuk mengekstrak emas. Dan Limbah beracun ini kemudian menyebar ke wilayah sekitarnya dan sering berakhir mencemari sungai, anak sungai dan air tanah.
Karena itulah Pineda sebagai seorang petani dengan gelar di bidang pertanian berkelanjutan dan merupakan pendiri dan presiden dari Komite Lingkungan dari Cabañas, sebuah asosiasi relawan masyarakat memimpin masyarakat untuk melawan hal tersebut. Dan dalam proses pengorganisasian masyarakat untuk melawan tempat pembuangan limbah yang menganggu pasokan air setempat ini, ia rela bersusah payah untuk belajar secara otodidak tentang ekologi air dan menjadi pemimpin lingkungan di wilayahnya.
Pada tahun 2002, Sebuah pertambangan dari Kanada memulai tahap eksplorasi tambang emas dan perak di Cabañas. Kekhawatiran atas konsekuensi lingkungan untuk hutan wilayah dan Lempa Rio sebagian besar diabaikan oleh pemerintah. Tapi hal ini akhirnya mendapatkan titik terang pada tahun 2004 ketika Pineda menemukan bahwa sungai irigasi yang memasok air untuk tanaman telah benar-benar berhenti mengalir.
Ketika itu Pineda berjalan di sepanjang tepi air ke daerah eksplorasi hulu dan menemukan pompa menyedot Pasifik Rim sungai. Menyadari situasi yang berpotensi akan merugikan, ia dan tetangganya langsung mendekati pejabat pemerintah lokal dengan keprihatinan mereka tentang pasokan air. Namun, para pejabat menyatakan bahwa peluang untuk lapangan kerja di pertambangan serta untuk pengembangan daerah melebihi potensi masalah tersebut. Dan setelah diamati lebih dekat, Pineda dan rekan-rekannya menyadari bahwa penduduk lokal tidak mendapatkan keuntungan apa-apa dari pertambangan tersebut. Karena itulah mereka memulai suatu gerakan untuk mengehntikan pertambangan tersebut.
Pineda dan rekan-rekannya pun mengunjungi masyarakat yang menghadapi perjuangan serupa terhadap operasi pertambangan di Honduras. Dimana mereka melihat efek dari keracunan kimia pada orang-orang dan menjadi sadar akan potensi kekerasan yang akan mereka hadapi dalam perjuangan mereka melawan Pacific Rim. Pineda dan rekan-rekannya kembali ke El Salvador dan segera mulai mendidik orang-orang Cabañas dengan pergi dari pintu ke pintu. Tak hanya itu saja mereka juga menyelenggarakan pertemuan masyarakat. Sejak tahun 2004, gerakan ini telah berkembang dengan lebih dari 450 anggota. Pineda membantu mendirikan Dewan Anti-Pertambangan Nasional dan dengan koalisinya menyelenggarakan serangkaian demonstrasi lokal dan nasional untuk membawa perhatian lebih terhadap masalah ini.
Namun hal ini berbuntut pada terbunuhnya tiga orang rekan Pindeda pada tahun 2009. Tak hanya itu saja sebulan kemudian, sekelompok pembunuh ditetapkan untuk membunuh anggota lain dari komite lingkungan tersebut yaitu ia sendiri, tetapi ketika mereka tidak menemukan dia di rumahnya mereka membunuh istrinya yang sedang hamil sebagai gantinya. Sementara itu aktivis lainnya diculik dan tubuhnya yang telah disiksa ditemukan di sebuah sumur.
Dan karena itulah hidup Pineda berada di bawah perlindungan polisi. Namun, ini tidak membuatnya patah arang dan dia telah bersumpah untuk melanjutkan perjuangan tak peduli konsekuensinya. Berkat perjuangannya yang gigih inilah akhirnya dia diberikan pernghargaan Goldman Environmental Prize pada tahun 2011. Luar biasa ya pengorbanannya! (afra-gsj/int/new)
"Pekerjaan saya adalah sebagai seorang environmentalis,. Ini adalah prinsip untuk hidup saya ketika saya mulai memahami dampak dari eksplorasi pertambangan, saya tidak bisa tinggal diam." - Fransisco Pineda
0 komentar:
Posting Komentar