Blogger Tricks


0

Bank dan Pembangkit Listrik Solusi Kreatif dari Sampah

Riau Pos - For Us Senin, 23 April 2012 ,
Ulil amriMahasiswa Universitas Riau
Sampah merupakan produk hasil dari lingkungan yang tidak memiliki mamfaat untuk lingkungan. Bahkan bila dibiarkan lebih lanjut masa seiring waktu dapat memberikan kerugian bagi lingkungan itu sendiri.

Secara umum sampah digolongkan menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Sampah anorganik adalah sampah yang tidak dapat diuraikan oleh lingkungan. Sedangkan sampah organik adalah sampah yang dapat diuraikan oleh lingkungan.

Kawasan padat penduduk di kota- kota besar jauh lebih aktif mengasilkan sampah. Sampah di kota besar seperti Pekanbaru sering kali menimbulkan masalah terutama konflik antara warga penghuni kawasan tempat pembuangan sampah akhir (TPA) dengan pemerintah kota. Timbulnya permasalahan sampah memunculkan suatu pemikiran kreatif untuk memberikan solusi mengatasi masalah sampah.

Cara pertama dari pemamfaatan sampah adalah memisahkan sampah organik dan sampah anorganik. Dimana masing- masing sampah memiliki proses tersendiri dalam pemamfaatannya.  Sampah anorganik dimamfaatkan melalui program bank sampah. Sedangkan sampah organik dimamfaatkan melalui Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTs).

Bank Sampah yang diiresmikan di Palembang oleh Menteri Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya 14 april 2012 kemarin, sampai saat ini telah mencapai omzet 9 juta rupiah dengan jangkauan nasabah mencapai ke luar kota. Keberhasilan program bank sampah ini disinyalir akan diikuti oleh pembangunan bank sampah lainnya di kota- kota besar indonesia. Bank sampah menerapkan prinsip 3R yakni Reuse, Reduce dan Recycle. Reuse berarti menjadikan barang yang tidak bermanfaat menjadi barang yang bermanfaat. Reduce, mengurangi sampah, contohnya kalau ibu-ibu yang mau belanja lebih baik bawa tas dari rumah, jadi kalau belanja tidak lagi pakai tas plastik. Dan  Recycle berarti mendaur ulang sampah menjadi produk yang bernilai ekonomi.

Pembangkit listrik tenaga sampah memamfaatkan sampah- sampah organik untuk di fermentasikan menjadi Bio-Gas seperti Metana (CH4) 50-70 persen dan carbon dioksida (CO2) 50-30 persen, dan pupuk organik (dalam bentuk padat maupun cair). ***

0 komentar:

Posting Komentar