Blogger Tricks


0

Air Bersih di Lahan Gambut Bukan Impian

Riau Pos - For Us Senin, 23 April 2012 ,
 MESIN : Mesin RO ini sangat bermanfaat untuk penyulingan air di daerah yang kesulitan air bersih.  Penggunaannya sekarang sudah dilakukan di Desa Simpang Gaung, Kecamatan Gaung. Daerah ini digunakan untuk mengelola air sungai gambut menjadi air minum.
 
Masyarakat yang tinggal di daerah gambut seperti Indragiri Hilir (Inhil) kerap kesulitan mendapatkan air bersih. Mereka kerap hanya bergantung pada air hujan. Tapi kini dengan teknologi  Reverse osmosis (RO) atau osmosis mereka bisa mendapatkan air bersih , jernih dan dapat langsung di minum

Laporan, Mashuri Kurniawan, Inhil mashurikurniawan@riaupos.co
Pemanfaatan RO ini bisa dilihat di Desa Simpang Gaung, Kecamatan Gaung, Kabupaten Indragiri Hilir. Sebelumnya, daerah itu warga mempergunakan air hujan untuk air minum dan kebutuhan harian.  Dengan memanfaatkan sumber air dari Sungai Inhil, warga sekitar sudah bisa menikmati air bersih.

Bahkan warga sekitar secara bertahap meninggalkan kebiasaan mereka menampung air hujan untuk kebutuhan air bersih. Dilokasi pengelolaan air bersih, terlihat Pipa sepanjang 70 meter. Mesin pompa air juga tampak menghubungkan pipa dari air sungai sampai ke tangki penampungan air.

Pengaliran air sungai yang disedot dari sungai dialirkan menuju proses pre-treatment, dengan menggunakan kekuatan dari pompa tersebut. Proses pre-treatment. Ini menggunakan tiga  kali penyaringan (3 tabung). Yang mana  air sungai dipompa pada langsung di alirkan menuju tiga  tabung.
Ketiga tabung ini disusun secara seri. Proses kerjanya air akan disaring terlebihdahulu pada tabung paling a. Dari hasil penyaringan tabung  akan disaring ke tabung b, hasil dari tabung b akan disaring ke tabung c.

Pre-treatment bertujuan untuk meningkatkan kualitas air umpan sebelum diolah dengan mesin RO. Pre-treatment ini yang diatur sedemikian rupa untuk air umpan. Dengan begitu kualitas air, sebelum masuk ke RO lebih baik dan masa pakai membrane lebih lama
Dari penuturan Muhammad Febrian, pencipta alat ini, tabung yang ada itu merupakan perkembangan penyaringan konfensional pada zaman dahulu, dengan menggunakan tumpukan batu, pasir, ijuk dan lainnya.

‘’Nah, isi dari tabung pre-treatment ini yang harus diatur sedemikian rupa untuk disesuaikan dengan keadaan air umpan yang akan di olah. Mengambil contoh dari air sungai gaung yang memiliki kadar mikroorganisme  Biochemical Oxygen Demand (BOD) tinggi, sehingga komponen filternya menyesuaikan keadaan air tersebut,’’ terangnya kepada Riau Pos, Kamis (19/4) lalu.

Warga terlihat terbantu dengan hasil riset alumni Institus Teknologi Bandung, Jurusan Teknik Lingkungan tahun 2010 tersebut, di daerah mereka. Muhammad Febrian sendiri mengaku, diciptakannya alat ini karena melihat realita keadaan air  yang kualitasnya di alam sudah jauh menurun.
Penurunan ini karena tercemar berbagai macam kontaminan seperti logam berat, garam, pestisida, herbisida, bakteri, virus, dan bahan-bahan beracun berbahaya lainnya.

‘’Intinya mas, tabung pertama berisi pasir kuarsa. Tabung kedua berisi karbon aktif dan tabung terakhir adalah ‘reagen’ yakni material untuk mengatasi mikroorganisme di air,’’ jelasnya.
Setelah melalui pemurnian awal, sambungnya, air gambut menjadi berkurang keruhnya. Kemudian air tersebut dialirkan ke mesin inti pemurnian Reverse Osmosis yang merupakan penyaring dengan pori-pori yang sangat halus.

Sumber air pun sudah banyak yang rusak, sehingga jumlah cadangan air yang layak pun semakin berkurang.  Untuk menghadapi keadaan air yang tersedia dengan kondisi yang jelek pada suatu daerah, menurut dia, diperlukan mesin RO yang dapat menjawab tantangan. Sebab,dapat digunakan pada kondisi air yang jelek sekalipun.

Kegiatan pemurnian air gambut selama ini, ujarnya, dikarenakan air sungai warnanya merah kehitaman seperti air teh akibat berasal dari lapisan gambut.
Dari hasil pemurnian air ini didapat sangat jernih. Dengan kandungan mineral terlarut dalam air tinggal 100 ppm. ‘’Bisa langsung diminum airnya mas,’’ ungkap dia.
Dari penjelasan Febrian, mesin pemurnian air gambut itu bisa memproduksi air murni hingga 1.000 liter dalam satu jam atau bisa didapatkan sekitar 50 galon ukuran 19 liter per jam.

’’Hal ini sangat dibutuhkan karena disebagian besar daerah di Riau yang tersedia merupakan dengan kualitas yang cukup rendah. Oleh karena itu, dibutuhkan modifikasi dan manipulasi. Dengan tujuan mendapatkan air dengan kualitas tinggi dapat tercapai dengan efektif, efisien dan tepat guna,’’ ungkapnya lagi.

Teknik RO ini bisa mengolah air sungai menjadi air bersih yang dapat dimanfaatkan masyarakat di Riau, khususnya Kabupaten Indragiri Hilir. Komponen terpenting didalam proses RO adalah embrane yang merupakan inti penyaringan pada proses RO.

Pada proses RO digunakan membran  sehingga pemisahan yang terjadi tidak melalui pori seperti proses lainnya. Namun demikian, berdasarkan kemampuan air melarut pada membran.

Penyaringan dengan menggunakan membrane untuk mendapatkan air yang jauh lebih murni. Karena terjadi proses pemisahan yang menggunakan kemampuan air melarut. Teknologi RO dengan kapasitas besar dilengkapi dengan parameter tertentu untuk pemantau kinerja RO nya sendiri. Jadi kinerja RO sendiri dipantau untuk tujuan kualitas air yang baik yang dihasilkan.

’’RO yang kami rancang juga user friendly. Jadi, mudah di operasikan oleh masyarakat awam sekalipun. Karena memang ini ditujukan untuk bisa dioperasikan oleh masyarakat di daerah terpencil yang mungkin masih awam dengan mesin RO,’’ kata Muhamad Febrian.

Maintenance mesin RO juga dibuat simple, efektif dan efisien, yang juga bertujuan untuk memudahkan pemakaiannya.Kapasitas mesin bisa disesuaikan dengan kebutuhan, dengan kapasitas efektif adalah 1 meter kubik per jam. Sedangkan alat yang keluar dari mesin ini ada dua yaitu air bersih yang ambil. Kemudian, air yang lebih kotor dibuang.

Dijelaskannya, perbandingan air bersih dan kotor untuk keadaan efektif adalah 50:50. Air bersih yang dihasilkan sesuai dengan syarat dan parameter air minum yang ditetapkan pemerintah, sehingga dapat langsung di minum tanpa dimasak terlebih dahulu.
Dengan mesin RO ini, bukan hanya mikroorganisme yang kadarnya menurun, tetapi juga kandungan mineral dan padatan terlarut didalam air  Total Dissolved Solid (TDS) yang menurun hingga 90 persen dari TDS air sebelum di olah.

’’Air dari RO ini hasilnya berupa heksagonal dengan kualitas tinggi dan disimpan didalam tangki stainless steel. Untuk menjaga kualitas air,’’ jelasnya.
Kepala Desa Simpang Gaung,  Fendi (57) menjelaskan, potensi air di wilayah kerjanya tidak bisa dimanfaatkan sejak lama untuk kebutuhan air minum. Hanya saja, kondisi air gambut tidak bagus, berwarna merah dan keruh.   

’’Saya menanggapi positif pemakaian RO ini.  Soalnya di Desa Simpang Gaung ada potensi air sungai yg melimpah, tapi tidak dapat dimanfaatkan
Selama ini kebutuan air manfaatkan sumur bor, baik secara manual ataupun lebih moderen. Namun, kurang bagus airnya,’’ ungkapnya
Dari penuturan Fendi,  di daerahnya ada kemarau panjang dalam satu tahun. Yang mana kondisi airnya lebih jelek dari biasa,  hujan juga jarang turun. Pada waktu musim kemarau masyarakat mengambil air dari hulu sungai. Untuk mencapai hulu sungai harus berjalan selama tiga jam. Namun demikian,  kondisi tetap masih merah.
’’Dengan adanya teknologi RO saya rasa  dapat membantu masyarakat banyak. Terutama pada saat kemarau panjang,’’ ujarnya.***
Salah seorang warga pasar baru Madi (30) , sangat berterimakasih dengan adanya pengolahan air minum air sungai. Menurut dia, dengan terknologi akurat dan praktis masyarakat bisa mendapatkan air minum yang bisa langsung di minum

‘’Saya berterimakasih dengan mas Muhammad Febrian yang membuat teknologi air minum.  Ini sangat membantu terutama pada saat kemarau yang memang air bersih sulit didapat,’’ pungkasnya.
Ketua Pusat Kajian Lingkungan Hidup Universitas Islam Riau (UIR) Kelompok perairan, Rosyadi MSi mengatakan, sesuai dengan tujuan alat ini diciptakan untuk dapat digunakan pada air dengan kualitas jelek, di daerah yang sulit air bersih untuk menghasilkan air dengan kualitas tinggi.
Alat ini juga dirancanga agar mudah digunakan, terpantau kinerjanya dan gampang perawatannya, sehingga merupakan teknologi tepat guna untuk daerah-daerah yang kesulitan air bersih untuk minum.
            Sedangkan dari segi ekonomi, alat ini dirancang agar pengolahan air

kondisi buruk menjadi air kualitas tinggi, dengan masa pakai membrane yang lebih lama sehingga menghemat biaya.         
Penghematan juga didapatkan dari sisi biaya maintenance yang rendah karena kualitas membrane terjaga. Biaya operasional yang juga rendah karena hanya menggunakan biaya listrik.

            Dari sisi biaya pekerja juga dapat lebih efisien karena dapat dioperasikandengan mudah,  sehingga dapat menggunakan pekerja lokal yang dilatih. Sementara dari sisi lingkungan bisa menjawab tantangan dampak jangka panjang dari metoda pengeboran.
Dampak sosiokultur, dengan potensi air bersih bisa meningkatkan bargaining position, daerah tempat pembangunan WTP untuk menghadapi era AFTA dan CAFTA. Hal ini dapat menarik investor untuk menanamkan investasi pada sebuah daerah. Karenasebagian investor mempertimbangkan kondisi air untuk menanamkan investasi, di sebuah daerah.

            ’’Hal ini terjadi karena air merupakan kebutuhan primer bagi seluruh
manusiab. Swadaya masyarakat dengan memanfaatan SDM dari penduduk setempat, baik sebagai operator mesin ataupun distributor air minum,’’  ungkapnya.
Menurutnya, pemanfaatn air sungai memiliki keuntungan tersendiri dibanding dengan sumber air permukaan lain dari segi ketersediaan dan kemudahan pengambilannya. ***

0 komentar:

Posting Komentar