Sekelumit Kisah H2C
“Hutan Talang, Gajah dan GSJee”
“Hutan Talang, Gajah dan GSJee”
Didik Herwanto/Riaupos
MELIHAT: Salah seorang peserta Happy Hiking in Chevron (H2C) sedang memperhatikan sebuah pohon yang ada di hutan Talang.
MELIHAT: Salah seorang peserta Happy Hiking in Chevron (H2C) sedang memperhatikan sebuah pohon yang ada di hutan Talang.
Duri tidak hanya memiliki sumber daya alam berlimpah berupa minyak bumi saja. Ternyata di sana masih ada hutan asri nan hijau yang berada di dalam kompleks Camp PT Chevron Pasific Indonesia (PT CPI) Duri. Beruntungnya Green Student Journalists (GSJee) bisa menjejakkan kaki di Hutan Talang, begitulah ia biasa disebut.
Dalam rangka lanjutan dari kegiatan Happy Hiking in Chevron (H2C) tahun kedua GSJ berkesempatan untuk menjelajahi hutan Talang yang berada di dalam kompleks camp Chevron Duri. Kegiatan ini dilaksanakan Ahad (19/2) lalu.
Seluruh peserta H2C yang berasal dari dalam kota Pekanbaru berkumpul di gedung Riau Pos untuk berangkat menuju Camp Chevron Duri. Sementara itu, peserta H2C yang berasal dari luar kota Pekanbaru menunggu di Camp Chevron Rumbai sejak sehari sebelumnya (18/2).
Tawa ceria mengiringi perjalanan itu. Meski sempat terlambat beberapa menit, hingga akhirnya bus baru berjalan pada pukul 06.15 WIB. Lalu, bus dua kali berhenti. Pertama, di Camp Chevron Rumbai untuk menjemput peserta H2C dari luar kota Pekanbaru. Lalu perhentian kedua di Kandis, untuk sarapan pagi.
Setelah dari Kandis, perjalanan langsung dilanjutkan menuju Duri. Nah, kali ini peserta yang berada di dalam bus lebih banyak yang tidur. Bahkan beberapa yang bangun sempat jahil dan mengabadikan pose unik nan eksotis teman-temannya yang sedang tidur. Kemudian, bus tiba di Duri menjelang siang dan langsung disambut oleh pihak Chevron Duri. Peserta pun langsung dibawa ke gedung MPR (Multi Purpose Room) untuk pembukaan kegiatan.
Di ruangan MPR ternyata juga sudah menunggu teman-teman wartawan dari berbagai media, di antaranya situs riauterkini.com. Kemudian para peserta duduk dengan posisi melingkar. Pembukaan pun dimulai dengan sambutan dari pihak GSJee SEFo (Save The Earth Foundation) Riau Pos yang diwakili oleh Andi Noviriyanti M.Si selaku pembina GSJee.
“Ini merupakan tahun kedua bagi kami untuk bisa melaksanakan kegiatan Happy Hiking in Chevron, sebelumnya tepatnya tahun kemaren kegiatan ini untuk pertama kali dilakukan di Hutan Chevron Rumbai, kami berharap ini akan terus berlanjut di tahun-tahun berikutnya,” ungkap Novi, begitu ia biasa disapa.
“Peserta H2C adalah mahasiswa dan pelajar dari berbagai sekolah di Riau,” lanjutnya lagi.
Kemudian kegiatan ini dilanjutkan dengan sambutan dan presentasi mengenai selayang pandang CPI oleh Syaifuddin Abdullah, manager PGPA CPI.
“Visi CPI adalah menjadi perusahaan energi dunia yang dikagumi karyawan dan juga mitra kerja,” ujar Syaifuddin menjelaskan.
Selanjutnya baru deh penanggung jawab atau leader facility management camp Duri, Beldi Yommi MZ menjelaskan tentang pengelolaan lingkungan yang ada di camp Duri. Menurut Beldi luas hutan di Camp Duri mencapai kurang lebih seperlima dari luas Camp itu sendiri atau jika ditulis dengan angka menjadi sekitar 1.200 Hektare.
Pada umumnya hutan yang ada di Camp Duri merupakan hutan konservasi. Begitu juga dengan Hutan Talang yang dikunjungi oleh GSJ. Selain itu uniknya di Camp Duri ini banyak terdapat lintasan gajah. Bahkan gajah-gajah itu juga memiliki jadwal rutin dalam memasuki camp, yakni tiga sampai empat kali sebulannya.
“Untuk gajah yang memasuki camp ini, baru terjadi sekitar tujuh sampai delapan tahun lalu. Ini bisa saja dikarenakan hutan-hutan yang ada di luar wilayah camp sudah habis berubah jadi lahan sawit,” ungkap Beldi.
“Lintasan gajah itu sendiri biasanya ada di kompleks Talang dan Krakatau, terkadang juga terjadi kunjungan gajah di kompleks Dempo, Leuser dan Sibayak,” lanjutnya lagi.
Kisah sedih juga mengenai gajah yang datang ke kawasan Camp Duri ini juga sempat diceritakan oleh Tiva Permata, selaku Communican Specialist PGPA yang memberikan presentasi terakhir.
“Dulu ada induk dan anak gajah yang sampai ke sini. Induknya terluka lalu si anak menunggu si induk. Kita sudah coba obati, namun induknya tidak tertolong dan yang membuat sedih. Anaknya tetap berada di sisi induknya sampai induknya tidak ada lagi, banyak yang mengatakan induknya menitipkan anaknya kepada Chevron,” ungkapnya.
“Sekarang ini pun ada satu gajah yang sedang sakit di dalam camp, kita sedang mengusahakan pengobatannya yang kita lakukakan bersama BKSDA Provinsi Riau dan WWF Riau dalam memastikan keselamatan gajah tersebut,”lanjutnya.
Kemudian setelah sholat dan makan siang waktu yang ditunggu-tunggu pun tiba yakni melihat keindahan dan keasrian hutan Talang. Trek yang ada di hutan Talang ini sepanjang 1,5 kilometer dan finish-nya pada taman kupu-kupu.
Peserta juga sudah dilangkapi dengan berbagai perlengkapan keselamatan seperti topi dan sarung tangan. Bahkan sehari sebelumnya ketika technical meeting, seluruh peserta juga diminta untuk menggunakan celana panjang dan baju kaos lengan panjang.
“Di sini yang lebih mengetahui tentang seluk beluk dari hutan Talang ini adalah Ecology Club-nya,”ujar Beldi Yommi.
“Berbeda dengan di hutan chevron Rumbai yang memiliki Park Ranger,” lanjutnya lagi.
Lalu, berhubung ecology club tidak bisa mendampingi perjalanan H2C kali ini maka para peserta masuk tidak terlalu jauh kedalam hutan, kurang lebih hanya 100 meter saja. Beberapa peserta pun sempat kecewa. Namun, demi keselamatan semua pun kembali keluar setelah puas mengamati pinggiran dari hutan Talang tersebut.
“Yaa, padahal kelihatannya seru sekali,”ungkap Asrul, koordinator GSJ Riau.
Kemudian perjalanan dilanjutkan untuk melihat lintasan gajah dan kanal gajah. Untuk lintasan gajah sendiri, ada tanda khusus berupa rambu-rambu yang hampir mirip dengan rambu-rambu lalu lintas.
“Gajah itu makhluk yang pintar, terkadang kanal yang sudah kita buat saja bisa dilewatinya, dan untuk kanal itu sendiri kita sudah berkonsultasi dengan BKSDA dan WWF dengan memperhatikan keselamatan gajah itu sendiri,” ujar Beldi
“Panjang kanal yang dibuat ini sepanjang 7,8 kilometer, fungsi juga bisa untuk mengurangi pencurian kayu di hutan,”lanjut Beldi.
Perjalanan berakhir di DSF area yang merupakan restricted area, khusus bagi orang yang memiliki izin atau pegawai chevron yang bisa masuk ke dalamnya. Di sana para peserta H2C bisa melihat langsung dari dalam bus “pompa angguk” yang sedang memompa minyak dari perut bumi. Peserta tidak boleh mendekati pompa angguk tersebut karena harus dengan pakaian khusus dulu baru boleh mendekatinya. Well, itulah sekelumit perjalanan Happy Hiking in Chevron (H2C) GSJ kali ini, semoga tahun depan bisa happy-happy lagi di tempat lainnya. (Afranisa-Mahasiswa UIN Suska Riau, Pemenang LKT-H2C)
0 komentar:
Posting Komentar