Jangan buang sampah sembarangan. Tabung Saja di Bank Sampah, bisa menjadi uang
Laporan Mashuri Kurniawan
Pekanbaru mashurikurniawan@riaupos.co.id
Lili Rahmawati salah seorang murid kelas V SDN 059, Kamis (8/3) lalu, terlihat menenteng kantong plastik berwarna hitam. Wajahnya terlihat tersenyum. Kantong plastik yang dibawanya berisikan sampah kertas dari rumahnya. Sampah itu bakal di tabung, di Bank Sampah. Dia senang bisa menabung di Bank Sampah. Bagi dia, dengan sampah ini dirinya bisa mendapatkan uang untuk di tabung. Seperti anak SD lainnya di sekolah ini, Rahmawati sangat senang dengan kegiatan mengumpulkan sampah.
Mengumpulkan sampah bagi dia bisa membuat lingkungan bersih. ‘’Senang aja Om lihat sekolah bersih tidak ada sampah. Kata guru kami, sampah ini nantinya ditabung, di bank sampah. Om juga jangan buang sampah sembarangan ya,’’ ujarnya kepada Riau Pos, seraya tersenyum.
Dari penuturan Rahmawati , guru sekolah ini mengajarkannya untuk tidak membuang sampah sembarangan tempat. Membuang sampah pada tong yang sudah disediakan. ‘’Bila menemukan sampah plastik dan kertas, kata guru harus dipungut masukan dalam kantong plastik. Jangan dibiarkan sampah berserakan, kata guru Om,’’ sambungnya.
Ditanyakan berapa jumlah tabungan di Bank Sampah, Rahmawati mengaku tidak mengetahuinya.’’Lupa Om berapa ya, tabungan di Bank Sampah,’’ ungkapnya.
Setiap hari, ia mengumpulkan hasil pembuangan sampah dari ibunya. Terkadang, sampah plastik bekas minyak goring diambil dan dibersihkannya. Kemudian, bungkusan minuman dari jajanan sengaja dikumpulkannya. Plastik yang terkumpul dikumpulkan dengan tujuan bisa dimanfaatkan kembali sebagai bahan kerajinan.
Ditanyakan berapa jumlah tabungan di Bank Sampah, Rahmawati mengaku tidak mengetahuinya.’’Lupa Om berapa ya, tabungan di Bank Sampah,’’ ungkapnya.
Setiap hari, ia mengumpulkan hasil pembuangan sampah dari ibunya. Terkadang, sampah plastik bekas minyak goring diambil dan dibersihkannya. Kemudian, bungkusan minuman dari jajanan sengaja dikumpulkannya. Plastik yang terkumpul dikumpulkan dengan tujuan bisa dimanfaatkan kembali sebagai bahan kerajinan.
‘’Kata guru, sampah plastik dan kertas yang dibawa ke Bank Sampah bisa menjadi tas. Tapi, saya belum bisa buat tasnya om,’’ tuturnya.
Pemandangan lain di sekolah tersebut, kantong plastik berwarna hitam dan biru berisi sampah disusun rapi disamping bangunan sekolah SDN 059 Pekanbaru, akhir pekan lalu .
Puluhan bungkus kantong plastik ini berisikan bermacam jenis limbah sampah non organik seperti kertas, plastik, dan botol mineral. Sampah tersebut bakal ditukar menjadi rupiah di Bank Sampah yang dikelola Dallang Colection.
Setiap anak didik yang membawa sampah ini diberikan buku rekening khusus. Sebanyak 84 siswa sudah menjadi nasabah bank sampah di sekolah itu. Belajar menabung dan menjaga lingkungan dengan mengumpulkan sampah yang ada dilingkungan sekolah dan rumah siswa, merupakan salah satu program sekolah tersebut.
Uang yang dihasilkan dari proses menabung itu dapat dicairkan dua kali setahun. Yaitu, saat awal tahun ajaran baru dan dua minggu sebelum lebaran. Nasabah dari siswa ini hanya berhak menerima 70 persen dari total dana yang ia miliki. Sedangkan 25 persen lagi untuk administrasi dan lima persen disumbangkan untuk kegiatan amal.
Biasanya setiap Sabtu, sampah itu diangkut oleh Bank Sampah dengan mempergunakan mobil pick-up di sekolah ini. Setiap kantong plastik ditimbang terlebih dahulu. Sampah yang ditampung Bank Sampah dibeli dengan harga berbeda. Harga sampah bervariasi mulai dari Rp.600 per kilogram hingga Rp.1800 per kilogram. Bagi siswa yang menjadi nasabah Bank Sampah, hasil sampah yang dibawanya ditimbang dan dicatat dalam rekening.
Dari penuturan Kepala SDN 059, Hj Efriani SPd, kegiatan pengumpulan sampah ini melibatkan guru dan siswa untuk mengumpulkan sampah, seperti kertas dan plasti bekas di sekolah dan di rumah masing-masing. Sampah dikumpul terlebih dahulu. Setelah terkumpul baru dilakukan transaksi ekonomi dengan Bank Sampah.
Sebanyak 84 siswa SD, sambungnya, menjadi nasabah bank sampah, khususnya murid kelas V dan VI. ‘’ Mengajarkan anak sejak dini untuk sadar lingkungan merupaka tujuan kerjasama ini. Mengumpulkan sampah ini sekaligus mendorong siswa cinta bersih serta selamatkan bumi,’’ terangnya.
Setiap siswa diminta membawa plastik ke sekolah. Plastik yang dibawa, jelasnya, untuk mengumpulkan sampah plastik, kertas yang ditemukan siswa di sekolah maupun diluar pekarangan.
‘’Dengan adanya program ini para siswa semakin bersemangat mengumpulkan sampah. Tak hanya di sekolah tapi juga di rumah masing-masing,’’ jelasnya.
Elfirani menyebutkan, dalam pengumpulan sampah itu anak didik tidak dipaksakan untuk turut menjadi nasabah. Hanya saja, kepedulian dari anak didiknya yang sangat kuat mengikuti program ini. Namun begitu, secara bertahap seluruh murid akan dilibatkan dalam kegiatan ini kedepannya.
Karena bagi dia, dengan cara inilah sekolah bisa menanamkan nilai hidup bersih dan semangat peduli lingkungan pada anak didik. Selain itu, dengan program ini, ungkapnya, anak didik bisa menambah uang jajan.
Bank Sampah ini berlokasi, di Jalan Gajah Nomor 33, Kelurahan Rejosari. Sampah yang bisa ditabung adalah yang tergolong non organik. Seperti, sampah plastik, kertas dan sebagainya.
Bank Sampah ini ter inpirasi dari banyaknya sampah rumah tangga yang terbuang begitu saja dan merusak lingkungan. Dengan keberadaan Bank Sampah ini bisa memberikan bahan baku bagi pengrajin Dalang Collection dan menjaga lingkungan menjadi bersih.
Ketua Pengurus Dalang Colection, Soffie Seffen, menjelaskan, bagi nasabah Bank Sampah diberikan buku rekening khusus. Hasil dari penjualan sampah, dicatat di dalam buku rekening yang disediakan Dalang Collection. Misalnya, setiap penjualan 1 kilogram sampah plastik seharga Rp600 per kilogram di catat dalam buku rekening tersebut. Uang diterima tidak tunai melainkan disimpan dalam buku tabungan.
‘’Kami menyiapkan buku rekening tabungan sampah. Bagi mereka yang ingin menjual sampah non organik, langsung diberikan buku rekening tabungan,’’ kata Ketua Pengurus Dalang Colection, Soffie Seffen kepada Riau Pos, akhir pekan lalu.
Selain menjaga lingkungan tetap bersih, kegiatan Bank Sampah menurut Soffie bernilai ekonomis tinggi bagi masyarakat, khususnya ibu rumah tangga. Sampah plastik misalnya, Soffie menyebutkan, bila dibuang begitu saja dan dibakar akan memberikan dampak tidak baik bagi lingkungan.
‘’Bila dijual dan uangnya ditabung, tentulah bisa bermanfaat dan menambah pendapatan rumah tangga,’’ sambungnya.
Transaksi jual beli sampah sama seperti perbankan, kata Soffie, sudah ada di Kota Pekanbaru. Nasabahnya memiliki rekening bank dari sampah yang di jual. Bedanya, pengambilan uang dari Bank Sampah ini sebelum Hari Raya Lebaran dan saat tahun ajaran baru anak sekolah.
Saat berkunjung ke Dallang Collection, pemandangan sampah yang sudah di daur ulang terpajang di dinding pintu masuk Workshop Dallang Collection, tas dari bungkusan plastik minyak goreng, taplak meja, celemek memasak, terlihat memiliki nilai seni dan ekonomis tinggi. Dipintu masuk, terlihat tulisan “Ayo Menabung Sampah”.
Limbah rumah tangga ini dibuat bernilai ekonomis tinggi oleh pekerja kerajinan di tempat tersebut. Produk yang dipasarkan dan diajarkan itu ada sebanyak 40 jenis. Semua dibuat dari sampah plastik dan kertas. Harga yang ditawarkan Rp 2 ribu sampai Rp 50 ribu.
Di tempat itu, sebanyak 40 pekerja mampu mengelolah sampah menjadi kerajinan dalam berbagai jenis. Dalam sebulan sebanyak 250 kilogram sampah dijadikan bahan kerajinan.
Dengan adanya program bank sampah ini, menurut Soffie, sampah tidak lagi menjadi barang yang menjijikkan, akan tetapi barang yang berdaya guna dan bahkan bisa jadi uang.
Seorang ibu yang mengaku bernama Rosita bersama dengan ibu lainnya, tampak sibuk menjahit sebuah kantong plastik menjadi tas. Bagi dia, pekerjaan daur ulang sampah ini memberikan keuntungan bagi dirinya. Selain bisa menambah pendapatan rumah tangga, di Dalang Collection dia mendapatkan pelajaran berupa keterampilan
Ditempat itu juga, terlihat beberapa pekerja sibuk memisahkan sampah yang bisa dijadikan bahan baku kerajinan. Sedangkan, beberapa pekerja lainya membersihkan sampah plastik dan botol minuman mineral plastik dengan air bersih. Setelah dibersihkan sampah plastik ini dijemur dan dimanfaatkan untuk bahan baku kerajinan.
‘’Banyak pelajaran yang didapatkannya bergabung di Dallang Collectio. Saya sangat senang bekerja bersama Ibu Soffie,’’ ujarnya singkat.
Sementara itu Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Pekanbaru, Adriman mengatakan, Bank Sampah merupakan solusi tepat guna untuk mengatasi masalah sampah di Pekanbaru. Kemudian, memberdayakan masyarakat dalam peningkatan ekonomi warga.Melalui Bank Sampah, warga diharapkan bisa aktif membersihkan sampah di lingkungan tempat tinggalnya dan meringankan pemerintah dalam mengatasi sampah.
Apalagi, Pemerintah Kota Pekanbaru hingga kini masih kesulitan dalam menangani sampah akibat kondisi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Muara Fajar yang sudah mulai kelebihan kapasitas.Dengan adanya program bank sampah ini, dharapkan dapat mengubah cara pandang masyarakat terhadap sampah yang selama ini dianggap menjijikkan, menjadi dicintai karena bisa menghasikan pendapatan.
Menurut Adriman, dengan adanya Bank Sampah, setidaknya dapat mengurangi limbah sampah yang mengakibatkan pencemaran lingkungan. Ditambah lagi, kemampuan mengolah sampah menjadi produk jual yang sudah memasuki pasaran menambah nilai jual.***
0 komentar:
Posting Komentar