Blogger Tricks


0

Menimba Ilmu di Kebun Teh dengan ATC

Riau Pos - For Us Senin, 06 Februari 2012
 PERJALANAN: Peserta ATK sedang melakukan perjalanan menuju loksi kegiatan di perkebunan teh.
   LEMBAGA Fakultas Pertanian Stiper Yogyakarta mengadakan acara tahunan yang disebut dengan Agricalture Training Camp (ATC). Kegiatan yang bertema Get friends, get Fram, and Get fun ini diikuti oleh 159 mahasiswa Fakultas pertanian dari berbagai jurusan. Kegiatan. ATC tersebut dilaksanakan pada Jumat-Ahad (20-22/1) lalu, di PT TABI perkebunan teh , di Kecamatan Sapuran, kabupaten Wonosobo.


   Panitia yang telibat dalam kegiatan ini adalah 35 orang dari empat lembaga yang ada di fakultas pertanian. Peserta dibagi menjadi 16 kelompok dan masing masing kelompok beranggotakan sembilan peserta. Kegiatan ATC disambut baik oleh pihak fakultas. Rektor Institut Pertanian Stiper Yogyakarta juga hadir didalam rangkaian acara tersebut.

   ATC diisi dengan acara pengenalan lembaga fakultas, penyulutan api unggun serta pengenalan perkebunan teh. Ditempat tersebut peserta dapat belajar banyak, mulai dari pembuatan bibit, perawatan, penanaman, pemupukan, pemetikan, sampai ke pengolahan daun teh.

   Kegiatan ini bertujuan untuk mempererat tali persaudaraan antara sesama mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah dengan warna yang berbeda, dan menjadi satu warna dalam kegiatan ini serta menambah pengetahuan tentang perkebunan teh yang tidak diperoleh dari pembelajaran dikampus dan adanya rasa kegembiraan serta refreshing setelah menjalani ujian semester.

   Kelompok 6 merupakan salah satu yang mendapatkan tugas melakukan penanaman bibit teh, pemupukan dan melakukan Perawatan termasuk membersihkan gulma atau rumput yang menggangu tanaman teh.

   “Diantara deretan teh ditanamin tanaman sementara seperti Cortularia, Marigul dan tanaman yang berfungsi sebagai pupuk organik nantinya. Setiap pinggir jalan atau ditengah ditanaman teh ditanam pohon saman sebagai tanaman tetap yang mencegah erosi sekaligus memperindah pemandangan,” ungkap Heru, yang sudah bekerja 21 tahun sebagai pembina pemeliharaan tanaman di perkebunan tersebut.

    “Banyak ilmu yang saya dapatkan disini, seperti pembuatan teh secara tradisional,” ungkap Mila, peserta ATC.

   Di perkebunan teh ini hampir tidak ada limbah yang berbahaya karena semua limbah termanfaatkan dengan baik, salah satunya untuk campuran bahan pembuatan batik. Sedangkan jenis teh yang di budidayakan adalah teh tambung dengan keunggulan produktiftas tinggi dan tahan dari gangguan hama penyakit. Dalam melakuakan pemetikan pun ada beberapa tahap yaitu petikan halus, medium dan kasar.

   Petikan yang paling bagus adalah petikan halus karena daunya masih muda dan berkualitas. Khusus untuk pucuknya saja atau daun teh yang belum membuka daunya dihargai 1,7 juta per kilogram. Teh ini sudah diekspor keluar negeri sejak zaman Belanda, namun untuk di Indonesia sendiri saat ini pemasaranya baru 20 persen saja. (agus yogi-gsj/new).

0 komentar:

Posting Komentar