Blogger Tricks


0

Ingatkan Teman

Riau Pos - For Us Minggu, 05 Februari 2012



Terkadang risih juga setiap kali kita melihat orang membuang sampah sembarangan. Jika menuruti emosi, rasanya ingin marah-marah pada orang itu, tetapi itu sikap yang tidak etis sekali. Untuk mengatasi suatu masalah pasti ada jalan yang lebih baik dari pada marah-marah. Mulai dari diri sendiri, itulah cara pertama yang harus kita lakukan untuk menjaga lingkungan sebelum kita mengajak orang lain untuk melakukan hal yang sama. Mengingatkan diri sendiri agar selalu menjaga lingkungan mulai dari hal-hal kecil seperti membuang sampah pada tempatnya. Setelah itu, barulah kita bisa mulai mengajak orang lain. Orang pertama yang mungkin dapat kita ajak adalah teman terdekat sebagai langkah awal menebarkan rasa keperdulian terhadap lingkungan.
Caraku mengajak teman dalam menjaga lingkungan adalah memberikan contoh secara langsung di hadapannya. Contohnya, ketika sedang pergi ke suatu tempat, seorang teman membuang bungkus permen sembarangan, meski kesal namun saya langsung mengambil bungkus permen tersebut. Keesokan harinya ketika kami pergi jalan-jalan, tiba-tiba teman saya langsung saja membuang sampah sembarangan, dan saat saya melihatnya dia langsung mengambilnya dan membuangnya ke tempat sampah. Intinya, ketika kita ingin menyadarkan orang lain untuk menjaga lingkungan, kita harus memulainya dari diri sendiri dan langsung menerapkannya di setiap tempat di mana kita berada. Dengan demikian, orang lain akan merasa seperti mendapatkan contoh secara langsung cara menjaga lingkungan.
Namun masalahnya, tidak mudah untuk mengajak orang lain untuk melakukan hal yang sama. Karena untuk dapat merubah sikap seseorang membutuhkan rasa ikhlas yang bersumber dari dalam dirinya sendiri. Jika tidak, percayalah bahwa dengan cara apapun kita mengajaknya pasti akan sulit untuk merubah sikapnya. Meskipun pada dasarnya keikhlasan adalah  kunci utama untuk menumbuhkan rasa keperdulian dalam menjaga dan melestarikan lingkungan.
Dapat dikatakan membuang sampah pada tempatnya merupakan suatu perbuatan yang dianggap mudah untuk dilakukan. Namun ternyata tidak semudah membalikkan telapak tangan. Pada kenyataannya masih sering kita dapati sampah-sampah yang bertebaran di mana-mana. Meskipun pemerintah telah memberikan bantuan berupa jasa petugas kebersihan, namun ternyata petugas kebersihan saja tidak cukup mampu membersihkan seluruh sampah yang bertumpuk di sepanjang jalan. Sejauh ini belum banyak petugas kebersihan yang masuk ke dalam kompleks perumahan masyarakat. Itu artinya, siapa lagi yang akan membersihkan rumah yang menjadi kediaman kita jika bukan kita sendiri. Tentunya kita tidak akan mau rumah kita terlihat kotor dan bau dengan sampah-sampah yang bertumpuk di depan rumah kita, iya kan?
Membuang sampah pada tempatnya memberikan banyak keuntungan bagi kita. Namun tampaknya banyak orang yang masih enggan untuk ‘beruntung’ karena menjaga kebersihan lingkungan mereka. Salah satunya, menjaga kebersihan juga berarti menjaga kesehatan diri kita sendiri bahkan kesehatan orang lain. Jika saja kita tidak membuang wadah makanan atau minuman yang dapat menampung air hujan secara sembarangan, mungkin tidak ada nyamuk-nyamuk Aedes aegipty yang menyebabkan penyakit demam berdarah.
Kebersihan turut membantu untuk meningkatkan kesehatan kita, itu jika dilihat dari segi kesehatan. Tetapi kebersihan yang artinya menjaga lingkungan dari berbagai sampah, juga dapat meningkatkan harkat dan martabat kita secara tidak langsung. Orang lain menilai kita dari kepribadian dan tingkah laku kita, belum lagi jika kita sudah berada di lingkungan kerja. Tentunya mana ada Bos yang mau menerima karyawan yang jorok.
Nama   : Nika Astuti, Mahasiswi Jurusan Akutansi Fakultas Ekonomi UR semester 2

0 komentar:

Posting Komentar