Blogger Tricks


0

Adiwiyata Tak Sekedar Lingkungan Hijau

Riau Pos - For Us Selasa, 14 Februari 2012
   Penghargan Adiwiyata diberikan kepada sekolah yang telah berhasil memenuhi empat komponen dan standar lingkungan. Empat komponen itu, kebijakan berwawasan lingkungan, pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan, kegiatan lingkungan berbasis partisipatif dan pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan. Jadi, bukan hanya sekolah yang dinilai hijau saja.

Laporan Mashuri Kurniawan 
Pekanbaru, mashurikurniawan@riaupos.co.id

   Lingkungan yang bersih dan sehat menjadi dambaan institusi pendidikan kapanpun dan dimanapun. Lingkungan sekolah yang bersih dan sehat juga mencerminkan keberadaan warga sekolah yang ada. Mulai dari siswa , guru, staf, karyawan, unsur pimpinan sekolah bahkan sampai orang tua siswa.


   Sangatlah tepat himbaun yang mengatakan bahwa tanggung jawab penciptaan lingkungan yang bersih dan sehat merupakan kewajiban dan tangggungjawab bersama. Beberapa sekolah di Riau saat ini sedang sibuk mempersiapkan diri untuk merebut penghargaan itu.

   Sekolah terlihat berlomba untuk mendapatkan penghargaan Adiwiyata. Bagi mereka penghargaan ini bukan hanya sekedar penghargaan biasa. Konsep lingkungan hijau dari berbagai aspek dinilai oleh tim dari pusat. Bagi sekolah program Adiwiyata ini bertujuan untuk menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah. Kemudian dapat menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah (guru, siswa, dan pegawai sekolah).
Seperti di SMA Negeri 1 Pekanbaru. Kepedulian terhadap lingkungan merupakan semangat yang ditanamkan kepada seluruh warga di sekolah. Berkat peduli lingkungan itu pulalah sekolah ini meraih penghargaan bergengsi Adiwiyata tahun 2011 lalu.

   Bagaimana para pendidik dan anak didik di SMAN 1 Pekanbaru, peduli lingkungan sekitar? Riau Pos, Rabu (8/2) lalu berkunjung ke sekolah tersebut.

   Ternyata gerakan itu dimulai dari hal-hal kecil, seperti setiap kelas disediakan tempat sampah yang dipisah-pisah. Para siswa diwajibkan membuang sampah di tempatnya.

   Selain kebersihan, SMAN 1 Pekanbaru menekankan soal penghijauan. Tak heran sekolah tersebut terlihat asri karena banyak ditumbuhi bunga-bunga dan berbagai jenis tanaman penghijau lainnya. Masih banyak komponen lain yang dikembangkan di sekolah penerima Adiwiyata itu.

   Wakil Kepala Sekolah SMAN 1 Pekanbaru Bidang K3, Sulistia Budi mengatakan, bukan hanya sekedar penghargaan biasa Adiwiyata itu. Adiwiyata sangat tepat diterapkan untuk mewujudkan lingkungan sehat dan hijau. Adanya penghargaan ini secara tidak langsung dapat meningkatkan Pendidikan Lingkungan Hidup PLH) bagi sekolah.

   ‘’Dalam peningkatan membentuk manusia yangmemiliki kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan harus bisa diterapkan di lingkungan sekolah,’’ kata Sulistia Budi.

   Pihak sekolah, lanjutnya, terus berupaya mengubah perilaku seseorang untuk lebih bersikap dan memiliki tata laku dan berakhlak dan cerdas melalui upaya pengajaran dan latihan. Dalam konteks ini, sambungnya, seluruh elemen sekolah ditanamkan sikap dan tata laku yang berakhlak dan cerdas dalam memanfaatkan dan mengelola lingkungan.

   Di sekolah itu, mulai dari halaman sekolah, lapangan bola basket, dikelilingi pepohonan hijau. Tempat sampah disetiap kelas disediakan. Bahkan, sekolah ini ada juga tempat sampah organik dan an organik. Pemandangan lainnya, kamar kecil sekolah ini bersih dan wangi.

   “SMAN 1 tahun 2011 mendapatkan penghargaan Adiwiyata tahun pertama. Kami berharap bisa mendapatkan tahun 2012 ini,’’ ungkapnya kepada Riau Pos.

   Pemandangan serupa juga terlihat di SMA Negeri 8 Pekanbaru. Sekolah yang juga penerima penghargaan Adiwiyata tahun 2011 ini terus melakukan terobosan baru dan cinta lingkungan. Memasuki sekolah terlihat sejumlah lubang yang sengaja di buat oleh pihak sekolah.

   Sepintas lalu, lubang ini terlihat biasa saja. Namun, lubang dengan diameter lebih kurang 11 centimeter, dengan kedalaman satu meter itu merupakan kunci keberhasilan sekolah memperoleh Adiwiyata.
Lubang itu sengaja dibuat oleh para civitas SMAN 8 Pekanbaru baik para guru dan siswa. Manfaatnya adalah dapat mencegah banjir. Dikarenakan, lubang ini menjadi daerah repasan air. Selanjutnya, sampah yang terkumpul di dalam lubang bisa dijadikan sebagai bahan kompos.

   Kepala Sekolah SMAN 8 Pekanbaru, Nurfaisal mengatakan, lubang itu disebut Lubang Resapan Biopori (LRB). Lubang ini pada bagian mulutnya terdapat pipa paralon. Lubang terlihat di bagian tofografi tanah yang rendah, sekitar pepohonan, dan halaman sekolah.

   ‘’Kami menerapkan konsep sekolah hijau saja yang kta terapkan. Semua siswa dan guru di sekolah juga menerapkan keseharian yang ramah lingkungan. Kami memiliki juga laboratorium alam dan warung daur ulang, menerima benda plastik untuk didaur ulang,’’ ungkapnya.
  
   Tahun 2012 ini, SMAN 8 Pekanbaru menargetkan bisa mendapatkan penghargaan Adiwiyata kembali. ‘’Kita targetkan 2012 bisa mendapatkan penghargaan lingkungan bagi sekolah ini,’’ ujarnya.

   Kepala Bidang Penataan dan Penaatan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Riau, Drs Achirunnas kepada Riau Pos memaparkan, ada empat kriteria dalam penilaian untuk mendapatkan penghargaan tersebut yang tertera dalam buku panduannya, yaitu pengembangan kebijakan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan, pengembangan kurikulum berbasis lingkungan, pengembangan kegiatan lingkungan berbasis partisipatif dan pengembangan dan pengelolaan sarana pendukung sekolah yang ramah lingkungan.

   Untuk mendapatkan penghargaan bergengsi ini hendaknya melalui kerja sama yang terprogram dengan baik antara pihak sekolah, orang tua, serta instansi terkait. Pembelajaran dilakukan secara active learning dan joyfull learning di luar kelas. Dengan kegiatan diluar kelas, siswa diharapkan memiliki kualitas keimanan yang meningkat, akhlaq mulia, kesadaran lingkungan yang terwujud melalui perilaku ramah lingkungan.

   Nilai-nilai ini diharapkannya akan terbentuk melalui pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup yang terintegrasi ke semua mata pelajaran. Bagi dia, pendidikan ini merupakan sistem pembelajaran yang menjadikan alam dan lingkungan sekitarnya sebagai media dengan tema-tema alam dan lingkungan.

   ‘’Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) merupakan upaya untuk mengubah perilaku dan sikap yang dilakukan oleh berbagai pihak atau elemen masyarakat yang bertujuan meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kesadaran masyarakat tentang nilai-nilai lingkungan dan isu permasalahan lingkungan,’’ jelasnya.

   Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) secara khusus memiliki lima tujuan. Pertama, Kesadaran. Ini untuk membantu peserta didik memperoleh sebuah kesadaran dan kepekaan terhadap lingkungan dan berbagai permasalahannya, membangun kemampuan untuk merasakan dan membedakan diantara stimulus, mengulah, menyaring dan memperluas pandangan-pandangan dan menggunakan dalam berbagai konteks.

   Kedua, Pengetahuan. Dimaksudkan membantu peserta didik untuk memperoleh sebuah pengertian mendasar tentang bagaimana fungsi lingkungan , bagaimana orang berinteraksi dengan lingkungan, dan bagimana timbulnya isu-isu dan masalah berkaitan dengan lingkungan dan bagaimana cara penyelesainnya.

   Ketiga, sikap. Ini untuk membantu peserta didik memperoleh seperangkat nilai dan perasaan-perasaan kepedulaian, motivasi dan komitmen terhadap lingkungan. Keempat, Keterampilan. Membantu peserta didik memperoleh keterampilan yang diperlukan untuk mengidentifikasi dan menyelidiki permasalahan lingkungan dan berkontribusi untuk pemecahan masalah tersebut.

   Kelima, Partisipasi. Dimaksudkan untuk membantu peserta didik memperoleh pengalaman dalam menggunakan pengetahuan yang mereka peroleh dan keterampilan dalam pengambilan keputusan, tindakan-tindakan positif yang mengarah pada pemecahan isu-isu dan permasalah lingkungan.

   ‘’Penilaian Adiwiyata bukan hanya pada tanam pohon saja. WC saja menjadi penilaian tim,’’ kata Achirunnas lagi.

   Bagi sekolah yang ingin turut serta menjadi penerima penghargaan Adiwiyata ini bisa mendaftarkan sekolahnya di BLH daerah masing-masing. Biasanya, sekitar bulan April barulah data dari daerah masuk di BLH Riau. BLH Riau langsung melakukan verivikasinya dan menyerahkan kepada Kementrian Lingkungan Hidup untuk dilakukan penilaian. ***

0 komentar:

Posting Komentar