GOTONG ROYONG: masyarakat bergotong royong untuk membuat keramba apung di Desa Tasik Betung.
GIAM Siak Kecil-Bukit Batu (GSK-BB) Riau masih rutin dengan pembicaraan seputar program budidaya yang dilakukan oleh pihak Sinarmas Forestry (SMF). Berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan pihak SMF bersama Tim KSP UIR beberapa waktu lalu, terpilihlah Desa Tasik Betung sebagai lokasi untuk budidaya. Sebab, Tasik Betung mengalami peningkatan air sehingga mendukung proses budidaya tersebut.
Agar budidaya tersebut menghasilkan hasil yang optimal, tentunya harus memperhatikan persiapan dari segi material. Salah satunya adalah memperhatikan keramba. Karena keramba tersebutlah yang memiliki fungsi efesien terhadap hasil budidaya tersebut.
“Pembuatan keramba ini bertujuan untuk turut menjaga budidaya serta untuk pembesaran ikan” papar Hidayat, Flagship Conservation Project.
Ia juga menambahkan, bahwa pemasangan keramba tersebut, selain berguna untuk menjaga siklus perkembangan budidaya, alat ini juga turut menjaga lingkungan perairan sekitar. Sehingga tidak mengganggu ekosistem air lainnya.
Pemasangan keramba tersebut ibarat pondasi bagi lingkungan perairan cagar biosfer. Dalam artian, keseimbangan alam tetap terjaga dan tidak terganggu antara satu ekosistem dengan ekosistem lainnya. Sehingga, kondisi alam cagar biosfer balance.
“Masyarakat sangat merespon adanya pemasangan keramba ini, karena memberikan kontribusi yang baik bagi alam nantinya,” tutup pria Flagship Conservation Project. (pia-gsj/new)
0 komentar:
Posting Komentar