Mengulas keanekaragaman hayati Giam Siak Kecil-Bukit Batu (GSK-BB) tak pernah ada habisnya. Satu diantaranya adalah pohon gaharu atau Aquilaria beccariana. Pohon gaharu ini merupakan satu diantara pohon lain yang menjadi indikator bagi hutan rawa yang terdapat di cagar biosfer.
Pohon gaharu merupakan jenis tanaman yang paling banyak diburu orang. Penyebabnya yaitu tingginya nilai ekonomis dari kayu gaharu itu sendiri. Tumbuhan yang menjadi buruan ini bisa dikatakan merupakan tanaman saingan dari kayu cendana.
Bisa dikatakan demikian sebab keduanya memiliki nilai ekonomis yang tinggi akibat kegunaannya sebagai bahan baku pembuatan aneka jenis wewangian yang dipakai manusia.
Sekarang pohon gaharu tergolong spesies tanaman yang rentan punah. Hal itu disebabkan minimnya jumlah bibit gaharu akibat minimnya upaya pelestarian kayu gaharu tersebut.
Pohon gaharu ini memiliki keunikan. Adapun keunikan dari pohon gaharu adalah proses terciptanya gubal gaharu atau damar wangi yaitu bahan yang dipakai untuk bahan baku wewangian. Bila tanaman pada umumnya akan sakit dan mati terinfeksi penyakit sehingga orang akan berusaha mencari cara menyingkirkan tanaman dari segala infeksi, tapi semua itu tidak berlaku pada pohon gaharu.
Yang anehnya, pohon gaharu ini akan bermanfaat akibat terinfeksi penyakit. Infeksi ini terjadi akibat kapang parasit dari sejenis jamur yang bernama Phaeoacremonium parasitica. Infeksi ini menjadikan terciptanya gubal gaharu atau damar wangi yang bisa dimanfaatkan.
Budidaya dari gaharu masih sedikit dilakukan, bisa dihitung beberapa orang saja yang melakukannya. Hal tersebut tidak lepas dari masih rendahnya kesadaran masyarakat, mereka lebih senang mencari kayu gaharu dari hutan bahkan penjarahan pohon gaharu dilokasi budidaya kerap terjadi.
Namun berbeda halnya yang dilakukan oleh Sinarmas Forestry (SMF), untuk melestarikan pohon gaharu dengan hasil yang baik. Kepedulian perusahaan swasta yang menginisiasikan cagar biosfer Riau tersebut terlihat jelas dengan dicanangkannya program penelitian inokulan gaharu pada 2012 ini.
Inokulan gaharu merupakan salah satu bentuk pengembangbiakkan gaharu dengan cara penyuntikkan. Penyuntikkan gaharu
Kegiatan yang masih dalam proses tersebut diharapkan dapat membantu masyarakat untuk mengembangkan gaharu dengan baik dan benar. Sehingga pemanfaatannya sebagai pembangkit nilai ekonomi mejadi penyeimbang hubungan alam dan manusia.(pia-gsj/news)
Pohon gaharu merupakan jenis tanaman yang paling banyak diburu orang. Penyebabnya yaitu tingginya nilai ekonomis dari kayu gaharu itu sendiri. Tumbuhan yang menjadi buruan ini bisa dikatakan merupakan tanaman saingan dari kayu cendana.
Bisa dikatakan demikian sebab keduanya memiliki nilai ekonomis yang tinggi akibat kegunaannya sebagai bahan baku pembuatan aneka jenis wewangian yang dipakai manusia.
Sekarang pohon gaharu tergolong spesies tanaman yang rentan punah. Hal itu disebabkan minimnya jumlah bibit gaharu akibat minimnya upaya pelestarian kayu gaharu tersebut.
Pohon gaharu ini memiliki keunikan. Adapun keunikan dari pohon gaharu adalah proses terciptanya gubal gaharu atau damar wangi yaitu bahan yang dipakai untuk bahan baku wewangian. Bila tanaman pada umumnya akan sakit dan mati terinfeksi penyakit sehingga orang akan berusaha mencari cara menyingkirkan tanaman dari segala infeksi, tapi semua itu tidak berlaku pada pohon gaharu.
Yang anehnya, pohon gaharu ini akan bermanfaat akibat terinfeksi penyakit. Infeksi ini terjadi akibat kapang parasit dari sejenis jamur yang bernama Phaeoacremonium parasitica. Infeksi ini menjadikan terciptanya gubal gaharu atau damar wangi yang bisa dimanfaatkan.
Budidaya dari gaharu masih sedikit dilakukan, bisa dihitung beberapa orang saja yang melakukannya. Hal tersebut tidak lepas dari masih rendahnya kesadaran masyarakat, mereka lebih senang mencari kayu gaharu dari hutan bahkan penjarahan pohon gaharu dilokasi budidaya kerap terjadi.
Namun berbeda halnya yang dilakukan oleh Sinarmas Forestry (SMF), untuk melestarikan pohon gaharu dengan hasil yang baik. Kepedulian perusahaan swasta yang menginisiasikan cagar biosfer Riau tersebut terlihat jelas dengan dicanangkannya program penelitian inokulan gaharu pada 2012 ini.
Inokulan gaharu merupakan salah satu bentuk pengembangbiakkan gaharu dengan cara penyuntikkan. Penyuntikkan gaharu
Kegiatan yang masih dalam proses tersebut diharapkan dapat membantu masyarakat untuk mengembangkan gaharu dengan baik dan benar. Sehingga pemanfaatannya sebagai pembangkit nilai ekonomi mejadi penyeimbang hubungan alam dan manusia.(pia-gsj/news)
0 komentar:
Posting Komentar