Blogger Tricks


0

For Us: Rona Tasik Hijau di Atas Tanah Kerajaan Gasib

Riau Pos - For Us Sabtu, 26 November 2011
Airnya berwarna kehijauan dan jernih. Pemandangan di sekeliling menggambarkan kesejukan alami. Hembusan angin bertiup kecil menghampiri kulit dan berlahan masuk kedalam pori. Pohon hijau, rindang tumbuh disekelilingnya. Tempat ini dinamakan Tasik. Panorama alam yang terjadi secara alami itu berlokasi diatas bekas tanah Kerajaan Gasib. Tepatnya di Desa Keranji Guguh, Kecamatan Koto Gasib.

Laporan Mashuri Kurniawan, Siak
mashurikurniawan@riaupos.co.id



Bentuknya seperti mangkuk besar yang menampung air dan menyimpannya. Kedalaman tasik mencapai tujuh meter. Diantara pepohonan kecil hijau tanaman sawit juga tumbuh disekeliling tasik itu. Keramba ikan mengapung didalam air . Banyak juga masyarakat sekitar meNGgunakan airnya untuk mandi dan mencuci.
Untuk menuju lokasi, mempergunakan kendaraan roda empat. Riau Pos akhir pekan lalu menikmati pemandangan hijau itu. Rasa letih dan penat hilang karena disuguhkan pemandangan alam hijau. Bagi masyarakat sekitar tasik sangat bermanfaat bagi mereka. Selain untuk keperluan mandi, mencuci, tasik juga menghindari masyarakat dari banjir, bila musim penghujan datang.

Kemudian, saat musim kemarau tiba, air tasik memberikan kemudahaan masyarakat mendapatkan air bersih. Kegunaan air juga dimanfaatkan masyarakat untuk menyuburkan lahan perkebunan mereka seperti sawit, karet, dan tanaman hortikultura lainnya. Bagi masyarakat sekitar tasik merupakan anugerah paling besar artinya untuk kehidupan. Salah seorang warga Hj Suryati, mengatakan, saat waktu senggang tasik banyak dipergunakan sebagai tempat santai. Memancing ikan merupakan salah satu kegiatan yang paling sering dilakukan masyarakat. Tidak hanya masyarakat sekitar, dari luar daerah juga banyak berdatangan ke tasik untuk memancing ikan.

Ikan yang ada di dalam tasik banyak jenisnya. Diantaranya, ikan gurami, sepat belido, patin, mas, pantau, dan ikan sungai lainnya. Suasana memancing dekat dengan alam membuat keharmonisan warga dengan alam semakin dekat saja. Mereka tidak merusak alam dengan menggunakan racun atau bahan kimia yang berbahaya.

Suasana hijau, pepohonan rindang yang menyejukan dipinggiran tasik dipertAhankan masyarakat sekitar keberadaannya. Dengan harapan, tidak hanya memberikan kesejukan, tapi menghindari masyarakat dari bahaya banjir.

‘’Kita warga sekitar memanfaatkan tasik untuk keperluan mandi dan mencuci. Ada juga warga yang memancing di tasik berwarna hijau ini pak,’’ tutur Suryati kepada Riau Pos.

Masyarakat sekitar sangat menghargai peradaban. Hubungan masyarakat dengan alam begitu tergambar. Tidak hanya sekedar menjaga alam, memanfaatkan hasil alam masyarakat biasa memancing diwaktu senggang, hanya untuk melepas penat. Namun, jika mereka ingin menangkap ikan untuk kebutuhan makan atau untuk dijual,mereka menggunakan alat penangkapan ikan berupa lukah yang terbuat dari bambu dan jala.

Dengan mempergunakan sampan kayu kecil, kayuh sampan harus digayung ketengah tasik. Karena ikan besar, banyak berada ditengah tasik. Namun, bila ingin mendapatkan ikan pantau berukuran jari bisa menjala dipinggiran tasik. Biasanya kegiatan memancing dan menjala ini dilakukan warga pada sore hari.

Pemandangan lainnya burung walet terbang dipermukaan tasik sembari minum menambah suasana alami tasik tersebut bertambah indah. Keindahannya sangat terasa nyaman dan asri. Biasanya setiap Ahad banyak masyarakat sekitar duduk santai di tepian tasik. Selain memancing, kebiasaan tersebut juga menjalin silaturrahim antara manusia dan alam.

Warga lainnya, Ita menyebutkan, untuk kunjungan ke tasik memang cukup banyak. Tapi, pada hari tertentu saja. Seperti hari libur nasional. Termasuk hari libur keagamaan. Namun demikian, warga sekitar setiap hari ada yang datang untuk memanfaatkan air tasik tersebut.

‘’Biasanya air tasik ini digunakan untuk mandi dan mencuci. Tapi, ada juga untuk memancing ikan,’’ ungkapnya.

Perjalanan Riau Pos tidak hanya menikmati tasik di kawasan Desa Keranji Guguh, tasik di Kecamatan Dayun hampir sama keindahannya. Tasik ini dikenal dengan nama tasik 55 juga. Disebut itu karena airnya yang berwarna hijau. Dilokasi ini terdapat sampan kecil untuk bisa menikmati keindahan alam disekitarnya.
Untuk menuju lokasi bisa mempergunakan roda empat. Karena, jalannya berupa pengerasan dan memiliki lebar sekitar enam meter. Namun, begitu jalannya tetap saja berlobang. Jaraknya berkisar 250 meter dari jalan raya buton. Begitu memasuki lokasi tasik, Riau Pos disuguhkan pemandangan hijau dan pepohonan rindang.

Bedanya di tasik ini Kecamatan Dayun, kedalamannya hanya empat hingga lima meter saja. Namun begitu, untuk berbagai jenis ikan sungai bisa dipancing dilokasi tasik ini. Ikan mas, patin, belido, gurami, sepat, pantau bisa ditemukan di tasik ini.Kebiasaan masyarakat disini lebih memilih memancing dengan joran bambu daripada menuba ikan.Dengan alasan, agar keseimbangan lingkungan bisa terjaga dengan baik. Baik ekosistim air maupun lingkungan sekitarnya. Salah seorang warga Dayun, Hasibuan mengatakan, sejak tahun 1983 berada dilokasi tasik banyak kegunaan alam dari tasik yang dirasakannya. Bukan hanya airnya yang jernih dan berwarna hijau dimanfaatkan. Tapi, ikan yang ada juga menjadi salah satu sumber makanan yang dinilainya sangat berharga.

‘’Kita sangat menghargai tasik ini. Banyak kegunaannya. Airnya bisa digunakan untuk mandi dan mencuci. Kalau musim kemarau, airnya bisa diminum. Tapi, terlebih dahulu dimasak,’’ ungkapnya.

Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Siak, Syahrial SE mengatakan, tasik yang berada di Siak terbentuk secara alami. Masyarakat sekitar harus menjaga tasik itu agar tetap alami. Biarkan pepohonan yang tumbuh disekeliling tasik tetap hijau dan rindang. BLH, kata dia melarang masyarakAAt ataupun perusahaan mengganggu kondisi alam tasik.

Bagaimana tasik yang ada tetap hijau dan alam.’’ Tasik ini bisa dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat sekitar. Sebuah ciptaan tuhan yang indah dan harus dijaga bersama,’’ ungkapnya.

Air tasik berwarna hijau dan jernih, merupakan objek wisata yang harus dilestarikan. Bisa mendukung kehidupan masyarakat disekitar tasik. Airnya, bisa untuk mandi, mencuci, dan keperluan lainnya. untuk menghindari masyarakat dari banjir juga bisa. Air hujan kebanyakan tertampung didalam tasik.

Seperti mangkok melengkung kebawah, menurut dia, tasik bisa dimanfaatkan juga untuk usaha masyarakat dibidang budidaya ikan. Sebagai daerah yang sangat banyak tasiknya, pemerintah sudah melakukan program lingkungan hijau dan bermanfaat bagi masyarakat sekitar dari tasik.

‘’Saya rasa instansi terkait sudah melakukan pengelolaan tasik ini untuk kepentingan kehidupan harian. Pemberian bibit ikan juga sudah dilakukan agar tasik bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan program ekonomi masyarakat,’’ ujarnya.

Dari penuturannya, bantuan ikan dan kerambah pernah dilakukan pemerintah daerah kepada masyarakat sekitar. Namun dalam pemberiannya, dilakukan secara berkelompok, bukan perorangan. Bantuan diberikan dimaksudkan, untuk menjaga kelestarian tasik seiring dengan adanya ikan di dalam tasik.

Tasik di daerah Siak tepatnya di Kecamatan Koto Gasib sangat bermanfaat untuk kepentingan masyarakat sekitar. Tidak hanya untuk keseimbangan alam. Masyarakat sekitar sangat terbantu dengan adanya tasik di bekas tanah Kerajaan Gasib ini.

Sementara itu Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Riau, Irwan Efendi mengatakan, penyebaran benih ikan di lokasi potensi perkembangbiakannya sudah sering dilakukan instansi terkait di seluruh daerah di Riau. Penggunaan tasik sebagai wadah pengembangbiakan ikan juga sudah dilaksanakan dengan baik masyarakat sekitar tasik.

Pemerintah daerah, sambungnya sudah melakukan peningkatan ekonomi kerakyatan melalui program kerambah ikan dan benihnya. Hanya saja sekarang ini tinggal menunggu waktu dalam pengolahan ikan agar tumbuh berkembang dengan baik.

Yang pasti kata dia, tasik ini sangat bermanfaat dan memang harus dipergunakan dengan baik. Menjaga keindahan hijaunya, ekosistim sekitar, dengan tidak melakukan penebangan pohon bisa memberikan manfaat banyak bagi lingkungan dan membantu manusia. ***

0 komentar:

Posting Komentar