FOTO :YAYANG-GSJ
MENGECAT: Beberapa anggota EYES sedang mengecat kaleng-kaleng cat bekas untuk digunakan sebagai tempat sampah sekolah.
MENGECAT: Beberapa anggota EYES sedang mengecat kaleng-kaleng cat bekas untuk digunakan sebagai tempat sampah sekolah.
Pagi itu, anggota EYES dibagi menjadi beberapa kelompok kerja. Ada beberapa orang yang mengecat kaleng-kaleng cat yang berukuran besar dan ada sebagian lagi yang membersihkan area laboratorium alam dan memantau perkembangan bibit-bibit tanaman di rumah bibit.
Kaleng-kaleng bekas cat ini diwarnai bagian luarnya untuk dijadikan tempat sampah. Tempat sampah di SMAN 8 dipisahkan menjadi tiga jenis yaitu organik, kertas, dan anorganik yang dicat dengan warna hijau, kuning dan merah. Tempat sampah ini akan diletakkan di 42 tempat di gedung baru SMAN 8, di depan kelas-kelas, dan tempat strategis lainnya.
‘’Kaleng-kaleng bekas cat ini dibawa oleh para siswa SMAN 8 sendiri. Kemudian dicat sesuai dengan warna-warna yang telah ditentukan sehingga terlihat lebih menarik. Semoga saja dengan warna menariknya semakin banyak yang peduli lingkungan dan membuang sampah sesuai dengan jenisnya,’’ ujar Arif Prayogo, Ketua Umum EYES.
Sesuai dengan jenisnya, sampah-sampah ini pun akan diolah menjadi hal yang dapat digunakan kembali. Sampah organik akan dikumpulkan di sebuah tempat dan diolah menjadi kompos oleh siswa-siswi SMAN 8 sendiri. Sampah kertas akan dijadikan kertas daur ulang dan sampah anorganik akan diolah menjadi hasta karya.
Sebagian anggota EYES lainnya yang berada di laboratorium alam juga tidak mau kalah. Mereka membuang gulma-gulma di sekitar tanaman obat yang ditanam seperti mahkota dewa dan bunga rosela. Kemudian memangkas ranting-ranting yang mengganggu dan mengumpulkan daun-daun yang berjatuhan untuk dijadikan kompos.
Demikian juga EYES yang berada di rumah bibit. Dengan penuh semangat mereka menambah bibit-bibit ketapang dan trambesi serta mengganti pot-pot yang sudah rusak. Pot-pot yang digunakan adalah gelas-gelas plastik bekas yang mudah ditemukan. Tentu ini juga merupakan salah satu upaya memanfaatkan kembali barang-barang bekas. ‘’Pohon-pohon ketapang dan trembesi sudah banyak yang besar-di sini. Banyak biji-bijinya yang berjatuhan. Biji-biji inilah yang dijadikan bibit. Setelah cukup besar, akan dibagikan ke sekolah-sekolah binaan SMAN 8,’’ jelas Nurhafni, Wakasek Humas SMAN 8 Pekanbaru.
SMAN 8 adalah sekolah Adiwiyata yang kini telah membina 23 sekolah untuk menuju sekolah Adiwiyata Mandiri. Pembinaan itu terkait lingkungan hidup dan mewujudkan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan. Diantaranya seperti SMAN 1,SMAN Plus, SMP Kartika dan SDN 158 serta yang diluar kota seperti SMAN 2 Siak Hulu dan SMAN 1 Tebing Tinggi. (yayang -gsj)
Aksi EYES kali ini tidak berhenti di sini. Pada Rabu (25/4) lalu EYES mensosialisasikan peringatan hari-hari lingkungan nasional maupun internasional kepada para petugas kantin SMAN 8. Di setiap kantin kini telah ditempelkan hari-hari lingkungan selama setahun dan tata tertib kantin yang sesuai dengan ketentuan sekolah Adiwiyata. Petugas kantin juga harus mengetahui hal-hal ini karena partisipasi dari setiap warga sekolah sangat dibutuhkan untuk mewujudkan segala sesuatunya.
‘’Kami berusaha menunjukkan dedikasi dan konsistensi kami sebagai ekskul lingkungan di SMAN 8 dengan menjalankan program-program kerja yang sudah kami buat. Tentu saja untuk menjalankan program kerja ini kami membutuhkan dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak, khususnya warga SMAN 8 sendiri,’’ tutur Arif mengakhiri.(yayang-gsj)
0 komentar:
Posting Komentar